Wednesday, January 25, 2017

Panglima TNI Yakin Personelnya Tak Terlibat Penyelundupan Senjata

Panglima TNI Yakin Personelnya Tak Terlibat Penyelundupan Senjata

Jakarta - Anggota pasukan perdamaian PBB dari Indonesia tertahan untuk kembali ke tanah air karena terbelit kasus dugaan penyelundupan senjata dari Sudan. Diduga ada berbagai jenis senjata api dan amunisi yang diselundupkan oleh pasukan perdamaian dari Indonesia tersebut.

Terkait hal itu, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan pihak Kementerian Luar Negeri dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sudah terbang ke Sudan untuk mengetahui duduk perkara kasus itu secara lebih jelas.

"Kemlu dan kepolisian sudah berangkat ke sana, mungkin sudah sampai. Dan akan melihat apa yang sebenarnya terjadi," kata Gatot di Markas Divisi Infanteri 1/Kostrad, Jalan Raya Jakarta-Bogor, Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, Rabu (25/1/2017) malam.

Gatot meyakini kalau tidak ada satu pun personel TNI yang terlibat dalam kasus itu. Pasalnya, tidak ada lambang TNI maupun Polri di barang yang diduga diselundupkan tersebut.
itu kan
"Karena itu kan tidak ada lambang polisi atau TNI. Mau ngambil juga buat apa? Saya yakin TNI tidak ada satupun yang terlibat," ucapnya tegas.

Sebelumnya, Kepala Pusat penerangan TNI, Mayjen TNI Wuryanto juga sudah menjelaskan hal serupa. Dia membantah pemberitaan media setempat yang mengatakan ada anggota yang ditangkap berasal dari UNAMID (United Nations-African Union Missions in Darfur).

Karena personel TNI kontingen UNAMID sebanyak 850 orang sudah akan kembali ke Indonesia pada Maret nanti. Ia menjelaskan, di Sudan terdapat dua misi perdamaian Indonesia di bawah bendera PBB. Selain UNAMID, juga ada Satgas Formed Police Unit (FPU) yang berasal dari kepolisian Indonesia.

Diberitakan, senjata dan amunisi yang diduga diselundupkan adalah 29 pucuk senapan Kalashnikov, 4 senjata api, 6 senjata tipe GM3, 61 pistol berbagai jenis, dan sejumlah besar amunisi.

Pihak Polri membantah jika senjata yang diduga diselundupkan itu merupakan milik pasukan Garuda Bhayangkara II Kontingen Formed Police Unit (FPU) VIII. Memang ada insiden penundaan keberangkatan gara-gara ada yang menuduh anggota FPU menyelundupkan senjata tertentu.

Saat ini, Polri bersama kepolisian Sudan tengah melakukan join investigation untuk mendalami kasus ini. Kapolri Jenderal Tito Karnavian mempertanyakan tuduhan penyelundupan tersebut. Sebab menurutnya, amunisi di Indonesia sudah cukup.

Tito menjelaskan koper milik FPU VIII berjumlah 141 buah dan sudah diperiksa sejak 19 Januari lalu. Lalu, pada saat di bandara, terdapat koper lain yang sudah ada sebelum pasukan FPU VIII dari Indonesia datang.

"Kontainernya dihitung 141, tetap sama. Lalu masuk X-ray. Koper itu masuk ada identitasnya. Sepuluh meter dari koper itu ada tumpukan jenis berbeda. Itu bukan milik kita," kata Tito di PTIK, Jalan Tirtayasa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (25/1). 





No comments:

Post a Comment