MEJA13 - Memiliki waktu luang namun nggak ngerti mau kemana? Alangkah baiknya kamu menyaksikan fenomena angkasa yang hanya bisa disaksikan di bulan Februari ini. Meski beberapa minggu belakangan hujan turun hampir tiap hari dan langit jarang tampak cerah, para pengamat langit sebaiknya nggak berkecil hati.
Langit tetap menghadirkan fenomena-fenomenanya yang memukau. Dari komet hingga gerhana. Berikut ini daftar peristiwa langit di bulan Februari 2017 yang sayang bila dilewatkan:
Langit tetap menghadirkan fenomena-fenomenanya yang memukau. Dari komet hingga gerhana. Berikut ini daftar peristiwa langit di bulan Februari 2017 yang sayang bila dilewatkan:
Komet
Komet 45P/Honda–Mrkos–Pajdusakova atau lebih sering disingkat komet 45P ditemukan oleh Minoru Honda pada tanggal 3 Desember 1948. Komet periode pendek ini akan selalu mendekati titik terdekatnya dengan Matahari setiap 5,25 tahun. Komet 45P merupakan komet keluarga Jupiter yang berasal dari Sabuk Kuiper.
Saat masuk ke area dalam tata surya, orbit komet 45P mengalami perubahan setelah bertemu Jupiter. Dan sejak itulah komet 45P berada dalam pengaruh gaya tarik Jupiter. Komet 45P mencapai titik terdekatnya dengan Matahari pada tanggal 31 Desember 2016 dan akan berpapasan dengan Bumi pada tanggal 11 Februari.
Sampai pertengahan Februari, komet 45P masih tampak di ufuk barat setelah Matahari terbenam. Komet 45P akan terbenam pada pukul 19.00 WIB dan terus bergeser ke pukul 18.00 WIB di akhir bulan Februari. Kecerlangan (cahaya terang) komet 45P di awal Februari masih 7,5 magnitudo dan semakin redup. Nggak mudah untuk bisa mengamati komet 45P di bulan Februari mengingat setelah Matahari terbena, komet 45P juga sudah terlalu rendah di horison, apalagi jika horison tertutup kabut dan awan.
Konjungsi Bulan dan Planet
15 Februari – Bulan dan Jupiter
Jupiter terbit pukul 21.29 WIB disusul Bulan pada pukul 21.31 WIB dan keduanya akan berpasangan di langit hanya terpisah 2,9 derajat sampai Matahari terbit keesokan harinya. Jupiter dan Bulan bisa diamati di ufuk timur saat terbit sampai Matahari terbit.
21 Februari – Bulan dan Saturnus
Bulan sabit tipis akan tampak berpasangan dengan Saturnus sejak keduanya terbit di ufuk timur dan hanya terpisah 3,9 derajat. Bulan terbit lebih dahulu pada pukul 01.10 WIB disusul Saturnus 7 menit kemudian pada pukul 01.17 WIB. Keduanya bisa diamati sampai Matahari terbit pukul 05.55 WIB.
Gerhana
Februari menandai awal musim gerhana tahun 2017, dimulai dengan Gerhana Bulan Penumbra dan dua minggu kemudian Gerhana Matahari Cincin.
11 Februari – Gerhana Bulan Penumbra (GBP)
GBP 11 Februari jadi pembukan untuk musim gerhana tahun 2017. Berbeda dari gerhana bulan total maupun gerhana bulan sebagian, Bulan nggak akan menghilang di langit malam. Bahkan nggak mudah untuk bisa mengetahui apakah Bulan sedang berada dalam kondisi Gerhana ataukah hanya Bulan Purnama biasa. Saat gerhana bulan penumbra, Bulan hanya tampak berubah sedikit gelap, atau berkurang kecerlangannya.
Ketika Gerhana Bulan Penumbra, Bulan akan masuk dalam kerucut penumbra Bumi, dan tetap menerima sebagian cahaya Matahari untuk dipantulkan. Kontak pertama Gerhana Bulan Penumbra 11 Februari terjadi pukul 05:34:16 WIB. Setelah itu pengamat tidak lagi berkesempatan melihat puncak gerhana karena Matahari sudah terbit. Untuk informasi, puncak GBP terjadi pukul 07:43:52 WIB dan gerhana berakhir pukul 09:53:26 WIB.
Untuk Gerhana Bulan Penumbra 11 Februari 2017, sebagian masyarakat Indonesia bisa mengamati gerhana ini. Atau lebih tepatnya masyarakat yang berada di Sumatera, sebagian Jawa, dan sebagian kecil Kalimantan. Itupun hanya sesaat, karena gerhana dimulai ketika Bulan akan terbenam dan fajar menyingsing.
26 Februari – Gerhana Matahari Cincin
Cincin api Matahari akan menghiasi langit dan membuat takjub semua orang yang melihatnya. Gerhana Matahari Cincin akan mengawali gerhana matahari di tahun 2017. Proses terjadinya gerhana matahari cincin sama saja dengan gerhana matahari total.
Bedanya, Bulan sedang berada pada posisi yang jauh dari Bumi maka tidak seluruh piringan Bulan menutupi piringan Matahari. Karena itulah, piringan Bulan tampak lebih kecil dari piringan Matahari sehingga memberi bentuk cincin atau mungkin donat buat kita yang melihatnya.
Sayangnya, kita yang tinggal di Indonesia belum berkesempatan menyaksikan atraksi cincin api ini di langit. Hanya orang-orang yang tinggal di Amerika Selatan yang dapat melihatnya.
Selain peristiwa-peristiwa lain yang telah disebutkan di atas, awal dan akhir bulan Februari akan menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam. Bimasakti dapat diamati membentang dari Timur Laut ke Barat Daya.
No comments:
Post a Comment