Sunday, February 21, 2016

Ketika Dubai Menjadi Negeri di Atas Awan



Dilansir dari BBC Travel, Jumat (19/2/2016) fenomena tersebut biasanya terjadi antara bulan September sampai November. Bisa dua kali sampai enam kali terjadi dan di pagi hari, kabut tebal menutupi wilayah Dubai. Bukan badai pasir.

Tepatnya, kabutnya muncul pada peralihan dari musim panas ke musim dingin. Jadi, udara yang dingin dan lembab dari malam hari masih terdapat sampai di siang hari. Sama seperti kabut-kabut yang muncul di pagi hari di daerah-daerah dingin, hanya saja bedanya di Dubai sangat tebal.

Kabut tebal menyelimuti Dubai (Elizabeth Carlson/BBC Travel)

Bagi wisatawan yang kebetulan sedang berada di Dubai dan melihat kabut tebal di sana, maka bersyukurlah. Sebab, sulit tidak diprediksi kapan terjadinya kabut tebal tersebut. Jika kabut sudah muncul, baiknya langsung naik ke atas gedung.

Tinggi kabutnya bisa mencapai ratusan meter. Gedung-gedung bertingkat di sana saja mencatat, lantai 15 sampai 20 masih tertelan kabut. Maka dari itu, naiklah lagi sampai ke atas untuk melihat kala Dubai menjadi Negeri di Atas Awan!


Gedung pencakar langit yang 'tertelan' kabut (Elizabeth Carlson/BBC Travel)

Siap-siap berdiri di dekat jendela dan mengabadikannya dengan kamera. Beberapa masyarakat setempat, malah suka keluar rumah dan berfoto-foto di atas padang pasir yang sedang tertutup kabut. Tempat terbaik untuk melihat kabutnya dari ketinggian, tentu saja di Burj Khalifa.

Memang tidak ada larangan keluar rumah ketika kabut sedang menyelimuti Dubai. Hanya saja, sediakan tisu atau lap kecil untuk membersihkan lensa kamera karena terkena butiran-butiran air.

BBC Travel pun menulis fenomena di Dubai merupakan sisi lain dari Dubai yang belum banyak orang tahu. Pemandangan seolah Negeri di Atas Awan yang indah, dengan gedung-gedung pencakar langit yang tertutup gumpalan putih nan tebal.


Padang pasir yang tertutup kabut <BINTANG CAPSA>

No comments:

Post a Comment