Monday, July 4, 2016

BPJT: Persoalan Utama Macet Brexit di Jalan Arteri, Bukan di Tol

BPJT: Persoalan Utama Macet Brexit di Jalan Arteri, Bukan di Tol

BPJT: Persoalan Utama Macet Brexit di Jalan Arteri, Bukan di Tol

Jakarta - Kemacetan parah yang terjadi di ruas tol Kanci-Brebes belum juga terurai sampai malam ini. Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR memiliki penjelasan atas fenomena macet akut ini.

"Menanggapi pemberitaan yang terjadi soal macet di jalan tol, sebenarnya yang terjadi adalah kemacetan di simpul-simpul persimpangan di jalur arteri dan jalur nasionalnya," ujar Kepaa BPJT Herry Trisaputra Zuna dalam pernyataanya, Senin (4/7/2016).

Herry mengatakan kondisi kemacetan memang cukup parah. Dampak ekor antrean itu sampai melebihi pintu tol.

"Hal yang sama terjadi di gerbang tol Brebes Barat, Brebes Timur dan exit tol Pejagan. Karena kekunci di arterinya jadinya berimbas ke jalan tolnya," kata Herry.

"Jadi yang mau saya jelaskan macet bukan karena lambatnya pelayanan di gerbang tol, tapi lebih di jalan arteri yang ekor antreannya sudah melebihi pintu tol," sambung Herry.

Dengan kondisi begini, Herry mengatakan solusinya adalah mengurai kemacetan di jalan arteri. Dengan begitu, arus kendaraan yang terkunci di tol tersebut bisa terurai.

Di Brexit, pemudik setelah melewati gardu pembayaran akan masuk ke Jl Pemuda. Di jalan ini pemudik dari Brexit akan berbagi jalan dengan pemudik yang menggunakan jalur Pantura.

"Kalau kondisi begini, solusinya ya kemacetannya diurai. Bukan malah digratiskan. Karena kalau digratiskan itu tidak akan menyelesaikan masalah. Masyarakat akan tetap kena macet, karena biang kemacetannya bukan di pelayanan pintu tol. Kasihan BUJT (pengelola jalan tol) mereka kan sudah kerja keras. Memberlakukan jemput bola, memberlakukan contra flow. Jadi itu masalahnya," ujar Herry.

Herry mengingatkan kepada calon pemudik bahwa jalur selatan lebih sepi. Jalur tersebut bisa digunakan.

"Tapi jangan ke selatan semua. Akhirnya selatan kena macet. Ya ini harus proporsional," kata Herry. 







No comments:

Post a Comment