Tuesday, July 5, 2016

Serunya Malam Takbiran di Jalan Tambak Menteng: Bedug dan Petasan Bersahutan

Serunya Malam Takbiran di Jalan Tambak Menteng: Bedug dan Petasan Bersahutan


Serunya Malam Takbiran di Jalan Tambak Menteng: Bedug dan Petasan Bersahutan


Jakarta - Banyak cara orang menghabiskan malam takbiran. Dari mulai mengumandangkan takbir di masjid, pukul bedug, berkonvoi keliling kota juga bermain petasan.

Begitu juga dengan warga Jalan Tambak, Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat. Jalan raya mereka jadikan tempat rayakan kegembiraan malam takbiran, seperti pada Selasa (5/7/2016).

Pada kedua ruas jalan yang berlawanan, warga tumplek ke pinggir jalan. Di sini semua kalangan umur berkumpul. Pada kedua ruas jalan beragam kegiatan mereka lakukan.

Di sudut jalan dekat pintu air Manggarai, mereka dirikan panggung. Di sini anak-anak usia puber "manggung" menyanyikan lagu Slank. Tak jauh dari depan panghung, ada dua bedug yang bebas dipukul siapa saja.

Bergeser sedikit ke depan Rumah Sakit Ibu dan Anak Tambak kondisi lalu lintas menjadi macet. Ternyata terjadi penyempitan jalan, kendaraan hanya bisa melintas jalur TransJ.

Satu jalur sisanya dipakai warga untuk membangun tenda kecil yang didekor dengan kreatifnya. Tenda itu berwarna hijau terang. Di dalamnya ada satu motor vespa dengan satu manekin di atasnya. Tersedia juga dua bedug yang dipukul bocah sembari bertakbir.

Hingga kemudian, tiga bocah usia tanggung berjalan ke tengah jalan. Di tangan mereka ada kertas selongsong sisa petasan tembak. Mereka setop kendaraan yang sudah melaju pelan.
"Setop, setop, setop. Tahan bentar, Pak. Tahan bentar," kata bocah-bocah itu beri aba-aba. Motor dan mobil pun berhenti berbarengan.

Kemudian ada dua orang dewasa yang menyanggah galah. Satu di ujung, satunya ada semeter di depannya ngumpet di balik triplek. Sementara di ujung galah ada petasan Betawi menjuntai ke tanah. Ada satu orang lagi yang bertugas menyulut petasan itu.

"Duar.. Duar.. Duar.."

Petasan renceng meledak. Bocah-bocah menyambut sambil teriak-teriak. Mereka kegirangan, mereka berlompatan. Yang memukul beduk semakin seru mengayun tangan sambil bertakbir.

Selama empat menit, petasan pun habis. Bau mesiu menyeruak dan potongan kertas menyampah di aspal. Kendaraan pun kembali melintas setelah jalan dibuka.

Tak berhenti di situ. Sekarang giliran arah jalan sebaliknya yang menuju Stasiun Manggarai.

Jalan kembali di tutup. Petasan Betawi kembali meledak memekak. Ada lagi bocah yang menambah dengan petasan roket berbentuk kotak yang diletakkan di tanah.

"Swing.. Duar.. Swing.. Duar.."

Bocah-bocah kembali kegirangan. Orang-orang tua ikut menonton. Petasan sudah habis, pengemudi yang dihentikan kendaraannya pun tak sabar melintas setelah jalan dibuka. Bocah-bocah yang pukul bedug terus memukul belum berhenti.

"Allahu akbar, Allahu akbar. La ilaha ilallahu Allahu Akbar. Allahu akbar walillahilham," suara bocah bertakbir dengan toa menyambut pukulan bedug. 








No comments:

Post a Comment