Tamara, Wanita 68 Tahun yang Dijuluki Nenek Pencabut Nyawa
BANDARCAPSA - Bagaimana kalau anda memiliki tuan tanah seorang nenek tua yang ramah? Ditambah nenek itu senang memasakkan makanan lezat untuk anda? Semua orang tentu akan merasa senang. Begitu juga dengan para penyewa apartemen Tamara Samsonova, 68, di St. Peterburg, Rusia sebelum akhirnya menjadi korban kesadisannya.
Samsonova telah berhasil ditangkap oleh kepolisian Rusia setelah terkuaknya kasus pembunuhan Valentina Ulanova, 79, yang merupakan bekas penyewanya. Samsonova mengakui perbuatan sadisnya saat diinterogasi oleh polisi. Dia mengaku telah membunuh penyewanya itu dengan membius korbannya dengan memasukkan obat dalam makanan yang dia hidangkan.“Saya pulang ke rumah lalu memasukkan seluruh isi dari sekotak Phenazepamum—50 pil—ke dalam salad Oliviernya. Ulanova sangat menyukainya,”terang Samsonova. ”Waktu saya terbangun lewat jam 2 malam, dia masih tergeletak di lantai. Lalu saya memotong tubuhnya menjadi beberapa bagian.” Samsonova mengaku, pembunuhan itu dia lakukan setelah korbannya memberitahunya bahwa dia tak ingin lagi tinggal di apartemennya.
Samsonova yang diberi julukan “Granny Ripper—Nenek Pencabut Nyawa” ini bersedia bekerja sama saat kejahatannya terbongkar oleh kepolisian. Dia memberi reka ulang tindakan kriminalnya akan pembunuhannya pada Valentina Ulanova.
Dengan menggunakan boneka peraga sebagai korban, “Nenek Pencabut Nyawa” itu memeragakan bagaimana dia memotong tubuh korban menjadi bagian-bagian kecil menggunakan gergaji yang dia dapatkan dari tetangganya bertahun-tahun yang lalu.
Dia memenggal kepala korban dan memasukkannya ke dalam sebuah panci bersama dengan potongan tangan korban, sementara potongan-potongan tubuh lainnya dikumpulkan dan dibungkus dengan selembar kain tirai.
Samsonova mengaku bahwa potongan tubuh yang ada di dalam panci sempat dia masak terlebih dahulu. Ada dugaan bahwa nenek ini juga kanibal yang memakan korbannya, namun dugaan lain yang cukup kuat adalah dia memasak potongan kepala dan tangan terlebih dahulu untuk menutup kemungkinan identitas korbannya diketahui.
Dalam sebuah rekaman kamera pengawas yang ada di apartemen, terlihat bahwa ia membawa bungkusan kain dan panci tersebut keluar dari gedung apartemennya. Samsonova membuang kedua benda tersebut di dekat sebuah kolam di jalan Dmitrova.
Pembunuhan itu terkuak saat seorang petugas sosial mendatangi apartemen dan Samsonova tidak memperbolehkannya masuk, sehingga petugas melaporkan hilangnya Ulanova dan kepolisian langsung menggerebek apartemen tersebut.
Di dalam apartemen, kepolisian menemukan sebuah jurnal yang ditulis Samsonova dalam tiga bahasa; Rusia, Inggris, serta Jerman. Di dalam jurnal tersebut, tertulis secara rinci bagaimana Samsonova membunuh Ulanova, juga beberapa pembunuhan yang lainnya.
Samsonova dalam jurnalnya menulis bahwa dia telah membunuh beberapa penyewa lain. Suami Samsonova yang masuk ke dalam daftar orang hilang sejak 15 tahun lalu, kini dicurigai polisi menjadi salah satu korban nenek psikopat itu.
Sampai sekarang, Samsonova yang berada dalam tahanan polisi berkelakuan baik dan bersedia bekerja sama dalam memecahkan kasus pembunuhan berantainya. Saat didatangi oleh para wartawan setelah sidangnya, nenek itu berkata, “Saya bersalah dan pantas untuk dihukum.” Sebuah ciuman dia tiupkan ke arah kamera,”Ini benar-benar memalukan untukku, seisi kota akan tahu,”katanya.
No comments:
Post a Comment