Ini Alasan Bawa Anak-anak Bermain di Pantai Sayang Heulang di Garut Itu Aman Dari Ombak
BANDARCAPSA - Garut Selatan, bagian dari Kabupaten Garut yang sebentar lagi akan menjadi kabupaten tersendiri.
Di Selatan Garut ini tersimpan potensi alam yang sangat mumpuni untuk mendukung pembangunan. Sebagai kabupaten yang cukup luas, Selatan Garut sering tak terperhatikan oleh pemerintahan.Wajar jika harus memutuskan untuk memekarkan diri agar bisa dikelola dengan maksimal.
Beberapa tahun lalu, jalan menuju Selatan Garut yang berjarak sekitar 95 km dari Kota Kabupaten Garut, layaknya seperti jalan kecamatan, kecil, jika berpapasan dengan kendaraan lain dengan kecepatan standar cukup merepotkan agar sangat hati-hati.
Pantai Sayang Heulang di Garut Selatan (Kompasiana/ Abah Raka)
Sangat jauh jika dibandingkan dengan jalan menuju Pangandaran yang
berada di Selatan Ciamis. Kini Pangandaran telah memekarkan diri menjadi
kabupaten mandiri.Sehingga Selatan Garut ini jauh kalah populer dan ramai jika dibandingkan dengan tetangga sebelahnya, Pangandaran. Saat sanak saudara berkunjung mudik, bahkan tidak tahu jika Pameungpeuk adalah salah satu tujuan wisata di Kabupaten Garut.
Terobosan baru dilakukan pihak pemerintah provinsi periode awal saat Heryawan dan Dede menjabat sebagai gubernur. Mereka membuat jalur lintas selatan.
Secara signifikan, memang tidak memberikan dampak yang ekstrem
dalam waktu yang singkat. Namun kini, terobosan itu berdampak signifikan
terhadap perkembangan ekonomi khususnya ekonomi pariwisata Garut
Selatan.
Tidak hanya terobosan jalan lintas Selatan Jawa Barat yang dilakukan, jalan pusat Garut menuju Garut Selatan juga diperbaiki dengan hotmix dan diperlebar. Sehingga tidak jauh berbeda dengan jalur menuju Pantai Pangandaran jika kita melewati jalur normal Ciamis.
Wajar, tahun ini, khususnya masa libur lebaran, Jalan Pameungpeuk
khususnya dipenuhi kendaraan yang berasal dari daerah luar khususnya
Bandung dan Jakarta sekitarnya.
Bahkan kemacetan pun menjadi pemandangan baru di lokasi menuju pantai sekitar Pameungpeuk. Jarak Kota Kecamatan Pameungpeuk menuju Santolo atau Sayang Heulang yang seharusnya hanya ditempuh dengan waktu 10-15 menit menjadi 2 jam lebih.
Pantai yang Masih Perawan
Di wilayah Pameungpeuk yang kini ramai terdapat beberapa pantai, baik yang sudah cukup populer ataupun yang masih perawan, dan jika ditelusuri ada sekitar 10 pantai yang bisa dijadikan sebagai destinasi wisata tujuan pantai.
Lebaran kemarin, saya menyempatkan diri untuk berwisata ke Pantai Sayang Heulang. Tujuan awalnya adalah Santolo dan Sayang Heulang.
Tidak hanya terobosan jalan lintas Selatan Jawa Barat yang dilakukan, jalan pusat Garut menuju Garut Selatan juga diperbaiki dengan hotmix dan diperlebar. Sehingga tidak jauh berbeda dengan jalur menuju Pantai Pangandaran jika kita melewati jalur normal Ciamis.
: Pantai Sayang Heulang di Garut Selatan
Wajar, tahun ini, khususnya masa libur lebaran, Jalan Pameungpeuk
khususnya dipenuhi kendaraan yang berasal dari daerah luar khususnya
Bandung dan Jakarta sekitarnya.Bahkan kemacetan pun menjadi pemandangan baru di lokasi menuju pantai sekitar Pameungpeuk. Jarak Kota Kecamatan Pameungpeuk menuju Santolo atau Sayang Heulang yang seharusnya hanya ditempuh dengan waktu 10-15 menit menjadi 2 jam lebih.
Pantai yang Masih Perawan
Di wilayah Pameungpeuk yang kini ramai terdapat beberapa pantai, baik yang sudah cukup populer ataupun yang masih perawan, dan jika ditelusuri ada sekitar 10 pantai yang bisa dijadikan sebagai destinasi wisata tujuan pantai.
Lebaran kemarin, saya menyempatkan diri untuk berwisata ke Pantai Sayang Heulang. Tujuan awalnya adalah Santolo dan Sayang Heulang.
Sayang kemacetan selama 2 jam yang membatasi waktu, akhirnya
Sayang Heulang menjadi tujuan akhir. Dengan waktu tempuh seharusnya 2,5
jam menjadi 4,5 jam.
Cukup melelahkan. Namun, suasana pantai yang masih perawan, dengan jalan yang masih seadanya, sebagian masih jalan tanah cukup mengobati kelelahan kami.
Dengan menggunakan roda dua, kami berangkat pukul 9.30, sempat berhenti di daerah pada awas Cikajang untuk sekedar membeli air minum dan cilok, sambil menikmati pemandangan dan padang teh yang hijau.
Jalan yang berbelok-belok tanpa turunan dan tanjakan yang tajam menambah nikmat perjalanan kami. Walaupun sempat direpotkan dengan anak yang tertidur. Jalanannya juga cukup nyaman walaupun tidak terlalu lebar.
Baru kemudian saat memasuki wilayah Cihideung, selain jalanan yang cukup lebar juga sangat halus, pokoknya sangat nyaman untuk jenis kendaraan apa pun. Sehingga tidak usah khawatir dengan kondisi jalanan di Garut Selatan ini.
Tepat adzan dzuhur kami tiba di pasar Pameungpeuk, namun kendaraan sudah mulai padat sampai menuju pantai. Waktu tempu 15 menit terpaksa dilalui dengan waktu tempuh 2 jam, dan niat menuju Pantai Santolo terpaksa urung. Roda dua saya belokkan menuju Sayang Heulang.
Dengan membayar kontribusi sebesar Rp 5.000 per orang kami menghirup aroma pantai.
Cukup melelahkan. Namun, suasana pantai yang masih perawan, dengan jalan yang masih seadanya, sebagian masih jalan tanah cukup mengobati kelelahan kami.
Dengan menggunakan roda dua, kami berangkat pukul 9.30, sempat berhenti di daerah pada awas Cikajang untuk sekedar membeli air minum dan cilok, sambil menikmati pemandangan dan padang teh yang hijau.
Jalan yang berbelok-belok tanpa turunan dan tanjakan yang tajam menambah nikmat perjalanan kami. Walaupun sempat direpotkan dengan anak yang tertidur. Jalanannya juga cukup nyaman walaupun tidak terlalu lebar.
Baru kemudian saat memasuki wilayah Cihideung, selain jalanan yang cukup lebar juga sangat halus, pokoknya sangat nyaman untuk jenis kendaraan apa pun. Sehingga tidak usah khawatir dengan kondisi jalanan di Garut Selatan ini.
Tepat adzan dzuhur kami tiba di pasar Pameungpeuk, namun kendaraan sudah mulai padat sampai menuju pantai. Waktu tempu 15 menit terpaksa dilalui dengan waktu tempuh 2 jam, dan niat menuju Pantai Santolo terpaksa urung. Roda dua saya belokkan menuju Sayang Heulang.
Dengan membayar kontribusi sebesar Rp 5.000 per orang kami menghirup aroma pantai.
Saat memasuki area pantai, jarak pandang dari jalan di sekitar
pantai terhalangi oleh pepohonan, sehingga pandangan tidak langsung ke
lepas pantai. Sekitar pepohonan tersebut cukup nyaman untuk dijadikan
sebagai area parkir pengunjung.
Saat berada di pantai, jangan bayangkan jika seperti pantai lainnya yang langsung akses ke laut lepas, karena dari area pantai menuju laut cukup jauh.
Namun justru hal itulah yang membuat kami tenang, sebab di pantai kami bisa mengajak anak-anak berenang tanpa harus takut terhempas ombak.
Sepanjang pantai kami bisa berenang karena terumbu karang yang halus tersebut menjadi pelindung, dilindungi oleh rumput dan lumut.
Walaupun masih tampak perawan, akses ke Sayang Heulang sudah cukup nyaman, sepanjang jalan dilindungi oleh pohon kelapa sehingga membuat perjalanan menjadi teduh.
Begitu juga, sepanjang jalan di tepi pantai berdiri penginapan-penginapan sederhana, namun tentu sudah permanen. Sehingga tidak usah takut jika kemalaman.
Pedagang pun tersebar di sepanjang jalan di tepi pantai, bahkan saat lebaran, menurut salah satu pedagang, mereka berjualan hingga larut malam karena di sekitar pantai cukup ramai.
Fasilitas umum seperti mesjid juga cukup nyaman sebagai tempat transit sementara sebelum menceburkan diri ke pantai.
Jikapun tidak terlaksana berkunjung ke Pantai Santolo, Sayang Heulang tidak mengecewakan menjadi tempat persinggahan terakhir pada hari itu.
Karena waktu, sudah menunjukkan pukul 16.00, kami segerakan untuk bersih-bersih dan pulang menuju pusat Garut. Walaupun sudah sore, ternyata kendaraan, baik yang menuju pantai atau sebaliknya, masih tetap memadati jalanan yang pas-pasan dilalui dua kendaraan tersebut.
Kata orang alay, bahagia itu sederhana, pantai dan laut cukup menjadi penggembira kami di hari itu, walaupun 5 jam perjalanan harus kami tempuh. Bravo Selatan Garut!
Saat berada di pantai, jangan bayangkan jika seperti pantai lainnya yang langsung akses ke laut lepas, karena dari area pantai menuju laut cukup jauh.
Namun justru hal itulah yang membuat kami tenang, sebab di pantai kami bisa mengajak anak-anak berenang tanpa harus takut terhempas ombak.
Sepanjang pantai kami bisa berenang karena terumbu karang yang halus tersebut menjadi pelindung, dilindungi oleh rumput dan lumut.
Walaupun masih tampak perawan, akses ke Sayang Heulang sudah cukup nyaman, sepanjang jalan dilindungi oleh pohon kelapa sehingga membuat perjalanan menjadi teduh.
Begitu juga, sepanjang jalan di tepi pantai berdiri penginapan-penginapan sederhana, namun tentu sudah permanen. Sehingga tidak usah takut jika kemalaman.
Pedagang pun tersebar di sepanjang jalan di tepi pantai, bahkan saat lebaran, menurut salah satu pedagang, mereka berjualan hingga larut malam karena di sekitar pantai cukup ramai.
Fasilitas umum seperti mesjid juga cukup nyaman sebagai tempat transit sementara sebelum menceburkan diri ke pantai.
Jikapun tidak terlaksana berkunjung ke Pantai Santolo, Sayang Heulang tidak mengecewakan menjadi tempat persinggahan terakhir pada hari itu.
Karena waktu, sudah menunjukkan pukul 16.00, kami segerakan untuk bersih-bersih dan pulang menuju pusat Garut. Walaupun sudah sore, ternyata kendaraan, baik yang menuju pantai atau sebaliknya, masih tetap memadati jalanan yang pas-pasan dilalui dua kendaraan tersebut.
Kata orang alay, bahagia itu sederhana, pantai dan laut cukup menjadi penggembira kami di hari itu, walaupun 5 jam perjalanan harus kami tempuh. Bravo Selatan Garut!
No comments:
Post a Comment