Friday, August 28, 2015

Medan 'Dikepung' Asap Kiriman


BANDARCAPSA - Kota Medan "dikepung" asap kiriman sejak, Kamis (27/8/2015) malam. Asap tebal tersebut bersumber dari kebakaran hutan.

Berdasar data yang diperoleh Tribun dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Sumatera Utara, asap tebal itu datang dari Jambi, Sumatera Selatan, dan Riau.
Staf Pelayanan Jasa BMKG Wilayah I Sumut Kristin Matondang mengatakan, di pulau Sumatera ada 159 titik panas. "Berdasarkan pantauan terbaru kami, memang ada kiriman asap tebal dari Jambi, dan Sumatera Selatan. Dari pengamatan BMKG, titik panas paling banyak di Jambi," kata Kristin, Jumat siang.
Ia menjelaskan, adapun titik panas di Jambi itu berjumlah 67 titik. Sedangkan untuk wilayah Sumatera Selatan 71 titik. "Di Riau ada lima titik panas, dan di Sumatera Utara tidak ada titik panas," ungkap Kristin.
Ia menjelaskan, di Sumatera Utara belakangan ini cuaca cendrung hujan. Maka dari itu, sampai saat ini belum ada ditemukan titik panas. Soal asap kiriman, lanjut Kristin, kemungkinan besar bisa bertahan tiga atau empat hari tergantung arah angin.
"Saat ini, tiupan angin datang dari Timur menuju ke Tenggara. Kemungkinan besar asap tebal ini bisa bertahan beberapa hari. Tetapi jika arah angin berubah, tentu Kota Medan akan bebas dari asap," ujarnya.
Soal kemunculan asap, kata Kristin, memang akibat kebakaran hutan. Namun, ia tidak bisa menjelaskan secara detail di mana saja hutan yang terbakar. "Untuk masalah hutan, itu domainnya pihak kehutanan. Kami hanya memantau cuaca," katanya.
Berdasarkan pantauan Tribun, hingga Jumat sore, cuaca Kota Medan kerap berubah-ubah. Kadangkala cuaca terik menyengat, kadang teduh. Cuaca teduh tak terlepas dari asap yang terlihat di langit-langit Kota Medan.
Menurut Kristin, jika asap masih menyelimuti Kota Medan, pastinya akan berefek pada kesehatan masyarakat. "Sampai saat ini, efeknya tidak terlalu mengganggu. Paling terasa gerah saja. Kita anjurkan kepada masyarakat apabila keluar rumah sebaiknya menggunakan masker," ujarnya.
Terpisah, pengamat kesehatan Kota Medan dr Surya Dharma menjelaskan, memang cuaca di Kota Medan belakangan ini bisa dikategorikan tercemar, apalagi dengan tebalnya debu jalanan.
"Pencemaran udara ini bisa mengandung gas. Ini bisa mengakibatkan timbulnya penyakit pada saluran pernafasan. Biasa disebut ISPA. Dan, bisa menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan kita," kata Surya.
Ia menyarankan, kondisi Kota Medan yang diselimuti asap ini, warga menggunakan masker. "Apabila tidak ada keperluan di luar rumah, sebaiknya jangan keluar. Kami anjurkan untuk mencucui saluran hidung setelah melakukan kegiatan di luar gedung. Dengan begitu, debu yang masih menempel di saluran hidung dapat dibersihkan dan tidak terhirup ke dalam rongga pernafasan," kata Surya.


Medan 'Dikepung' Asap Kiriman

No comments:

Post a Comment